Anti Hutang, Negara gali lubang, gali lubang

David Efendi

Dalam buku-buku sejarah disebutkan tentang kejayaan dan kehebatan Majapahit dan Sriwijaya. Ketangguhan ilmu perang dan tekhnologinya terkenal di mata bangsa-bangsa-bangsa lain. Kekuatan laut, darat yang dalam negara modern dikenal artelery, kafelery, army, nafy dan sebagainya sempurna dikelola dan dimilki kerajaan Majahpit dengan patihnya yang perkasa: Gajah Mada. Kedigdayaan ini ditulis oleh Pramudya dalam Arus Balik dan Arok Deds, juga ditulis panjang lebar oleh Langit Krisna Hariadi dalam serial Gajah Mada. Tidak ada keraguan di dalamnya.
12920031941726140997
Walau akhirnya negara tersbeut runtuh, tapi banyak hal yang ditinggalkannya dengan nilai yang snagat besar bagi sepeninggalanya. Jika Indonesia merasa sebagai bangsa pewaris, atau negara cucu majaphit dan sriwijaya tentu sangat layak belajar dari masa lalu untuk memproyeksikan di masa depan. warisan karya empu tantular, dalam kitab sutasoma Bhineka Tunggal Ika yang meledegenda itu adalah warisan peradaban terhebat yang sekarang banyak orang berpidator multikultural, pluralisme dan sebagainya. Slogan Amerika from many, one itu menurut saya plagiat dari karya besar peninggalan Majaphit yaiti Bhineka Tunggal Ika yangdiartikan unity in deiversity yang menurut saya lebih tepat diterjemahkan from many, one.

Sebuah negara-bangsa perlu sehat sebab dengan penduduk yangs ehat pembanguan dapat dilangsungkan, kebodohan bisa dikurangi dan dicerdaskan. Sehat sendiri merupakan investasi modal yang lebih mahal dari pada emas berlian abad merkantislisme atau yang oleh Anatole Kalestky (2010) dalam capitalism 4.0 sebagai kapitalisme jilid pertama. Kesehatan juga menjadi indikator utama dalam pengkuran kontemporer human development index yang dikenalkan oleh UNDP dan Bank Dunia pasca kegagalan cara menghitung kekuatan bangsa dari ukuran pendapatan perkapita. Sehat adalah kuat, sebagaimana kata-kata ungkapan di dalam negara yang sehat terdapat penduduk yang kuat baik mental dan fisik, sprititual dan material. Sehat memang persoalan utama tidak hanya untuk negara berkembang dan miskin, tetapi juga untuk negara maju dan kuat seperti Amerika. Obama kemudian menerapkan healtcare yang tidak kurang sosialis dari negara penganut social welfare seperti Indonesia atau negara di Eropa.

Sebuah negara bangsa pewaris kejayaan masa silam juga perlu kuat. Sebagaimana orang kuat, ia akan bisa menguatkan yang lemah. Negara kuat didefiniskan dengan cara berbeda oleh ilmuwan politik dan sosial. Mulai dari ilmuwan neo-klasik seperti Aristotels, Thomas Hobbes, Adam Smith, Arendt yang menekankan bahwa negara bangsa yang kuat adalah negara yang mampu memerintah secara independen, menjamin ketahanan pangan rakyatnya, dan menjamin keamanan penduduknya. Sementara ilmuwan kontemorer seperti Fukuyama, Theda Skocpol, menekankan pada pentingnya peran negara dalam sektor yang penting dan memberikan kebebasan ekonomi kepda invisble hand sbagaimana konsep negara kuat di Amerika dimana Negra federal hanya mengatur persoalan keuangan, pajak, dan perang. Kini persoalan pajak sedang diperdebatkan.

Bagaimana dengan bangsa tukang hutang? Ini sangat memalukan lantaran kakek moyang Majaphit tidak pernah mengajari berhutang. Pada zaman Orde Lama, pemerintah hutang sana-sini untuk membayar ganti rugi perang dan akibat penjajjahan yang berkepanjangan. Pemerintah diktator Suharto mengklaim hutangnya untuk membayar hutang pemeirntah zaman orde lama, dan setrusnya begitu dari Habibi, Gus Dur, Megawati, Sby dan sby lagi semua berperilaku serupa: galih lubang tutup lubang. Tapi yang paling parah adalah pemerintahan terakhir karena tiga hal.

Pertama, Pemerintahan SBY yang dua kali terpilih menjadikan dia berhutang untuk membayar hutang periode sebelunya dan juga hutang sendiri. jadi jabatan kedua tidak bsa mengklaim untuk membayar hutang pemerintah sebelumnya. Kedua, Pemerintahan SBY membayar BLT dengan hutang padahal keuntungan menaikkan harga BBM lebih besar dar dana untuk BLT. Banyak data menunjukkan bahwa hutang sebenarnya tidak digunakan untuk mengurus rakyat tapi hanya untuk memenuhi kepuasan dan demi loyalitas para penguasa dan pengambil kebijakan. Ada dua kemungkinan atas keadaan uang trilyunan itu kalau tidak menguap ke saku pejabat, pasti nongkrong di rekening bank. Artinya tidak produktif. Terakhir, pemerintah SBY hanya beralih dari hutang ke IMF menjadi hutang ke ADB, Jepang, dan Bank Dunia.
Kita renungkan sairnya Franky Sahilatua, sair kerakyatan yang sangat layak dinyanyikan di istan presiden dan senayan, gedung wakil rakyat. Begini:

Minyak mahal…
bangsa bayar utang Listrik mahal…bangsa bayar utang
Sekolah mahal…bangsa bayar utang
Berobat mahal…bangsa bayar utang
Bangsa yang hutang koruptor yang makan
Dan rakyat menanggung beban
Kemiskinan itu penuh air mata
Dan pahit, sampai ke tulang
Yang miskin tambah miskin, kita…kita…kita… Yang
kaya tambah kaya, kamu…kamu…kamu…

Hutang itu ibarat racun arsenik dalam tubuh bangsa sementara sehat dan kuat itu ibara anti body, yang akan mampu menjinakkan dan membuangnya. Tidak ada bangsa yang sehat dan kuat punya alasan untuk berhutang. Besarnya jumlah penduduk harus menjadi kekuatan mahadahsyat karena indonesia mempunyai dua kesempatan menjadi bangsa yang besar dan kuat atau menjadi bangsa yang besar dan lemah. Tentu pilihan pertama itu yang paling tepat sesuai dengan amanah UUD 1945 yang dipikirkan matang-matang oleh para pendiri bangsa.

Jadi, jika bangsa ini mau beranjak dewas, kuat dan perkasa maka dimulai dengan berhenti berhutang, lalu berhenti membayar bungah, lalu mulai mengumpulkan kekuatan sendiri, berdikari dan sabar demi masa depan kejayaan Indonesia di masa Depan.

note: ditulis saat nulis paper karena stress!

905i, Halemanoa

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme