Neo-Oposan dari Facebooker dan Kompasiana

David Efendi
12917983441818623926
Facebook menjadikan Obama populer dan dalam batas tertentu membantu mengantarkannya ke Gedung Putih. Pengguna facebook di Indonesia mampu menggoyahkan hukum Indonesia terkait pembebasan Prita Mulyasari dan Pucuk Pimpinan KPK yang “dibuayai” dan “dicicakkan”. Kompasiana sebagai blog terbuka, memerahpadamkan keluarga Istana cikeas dan partai demokrat pasca pernyataan kontroversial Marzuki ALi terkait bencana Mentawai, dan penguasa republik, Pak Beye, terkait ketidakistimewaan Yogyakarta. Dari sini tulisan ini bermula.

Apa hanya itu capaian facebook dan kompasiana sebagai jejaring sosial dan politik? status facebook bernana politik oposisi, opini melawan pongahnya penguasa di kompasiana, lalu apa masyarakat sudah puas dengan mendesain karikatur penguasa, pasport Yogyakarata kemudian di pampang di wall FB dan di share atau di tag ke mana saja. Apa bisa lebih dari itu? apa bisa facebooker menjadi check and balance kekuatan real politik baik di eksekutif atau legislatif? Itu merupakan sederatan pertanyaan yang penulis hendak diskusikan.
12917984561477028817
Gerakan sosial politik di facebook sebenarnya kajian yang menarik, mungkin juga twitter. Di facebook saya belum tahu pasti berapa ribu status politik dan menyangkut persoalan sosial di Indonesia, berapa ratus group di FB menyangkut gerakan oposisi terhadap pemerintah mulai bebaskan prita, bebaskan KPK, kutuk koruptor, potong kuping ruhut situmpul, dan sebagainya. Ada optimisme, gerakan ini akan menganggu dan membuat pemerintah sadar atau semakin tidak waras. Kemungkinan tetap terbuka (konon tergantung hidayah). Jika pemerintah sadar maka akan sangat hati-hati mengucapkan pernyataan politik dan semakin sensitif. Politisi akan semakin mawas dan menjauhi korupsi sedikit demi sedikit. Facebooker akan senang jika ada perbaikan dari pejabat di negeri ini. Pasti pengguna facebook senang walau hanya mendapatkan kelegaan saja.

Tapi ada kemungkinan kedua, penguasa bisa makin ‘gila’ kuasa. Mereka tidak peduli pada survey di media, pada status facebook atau group yang menghujat, mengkriitk penguasa. Bahkan, buruknya, pemerintah akan memperketat regulasi penggunaan IT atas nama demokrasi atau atas nama ketertiban umum. Saluran internet bisa disabotase negara, bisa di hacker dan sebagainya.
Kata SBY, ketika namanya ditaruh di badan sapi/kebo, mengatakan bahwa demokrasi tidak boleh kebablasan. Saya tidak tahu persis arti kebebasan tapi kebo itu ditulis dalam banyak status facebook dan juga opini di kompasiana. Zaman ini memang merdeka, dan yang paling menikmati kemerdekaan adalah pengguna internet. Bagi saya, kebebasan mencoreng muka penguasa ini akan membuka jalan bahwa masyarakat akan bisa langsung mengontrol penguasa. Saya yakin, hanya sedikit rakyat Indonesia yang percaya jika aspirasinya bisa dislaurkan lewat senayan dan mulut anggota dewan, apalagi menteri penjilat. Tetepi, lewat facebook dan kompasiana, suara sumbang, miring, keras, koma, titik bisa disemprotkan ke penguasa kapan dan di mana saja tanpa resiko. Ini modal demokrasi, meski dalam dunia maya.
12917985201747367891
Ke-mayaan politik sangat diterima, lantaran politik itu sendiri tidak dapat diwujudkan tapi bisa dirsakan dampaknya. Politik adalah imajinasi sesaat dan changible. Sama dengan status FB, tergantung pengendalinya. Jika penguasa mabok satus negara ini bisa gelap, bisa macam-macam jadinya. Ini lah bahaya penguasa ‘gila’. Kegilaan itu harus dilawan dengan segala cara termasuk dengan cara ikut gila. Kita bisa nulis status gila jika mau.

Terakhir,oposisi mungkin jalan yang tidak enak, walau punya visi dan prinsip sering dianggap bodoh, utopis, dan tidak berfikir jangka panjang. Tindakan oposisi tidak secara otomatis membuat orang mempunyai jabatan tinggi dengan gaji dan pendapatan di atas rata-rata ratusan juta manusia. Saya tidak tahu apa pembaca juga mengalami kejenuhan sebagai oposisi. Apalagi oposisi pemerintah. Saya hanya berfikir, apa PDIP sebagai oposisi sudah sangat capek menjadi oposisi penguasa republik ini. Saya sangat slaut dengan sikap oposisi, sikap oposisi adalah rem dalam kenadaraan bermotor, sikap oposisi adalah air dalam kehidupan. Artinya sebagai penyeimbang dan karena itulah kehidupan berjalan wajar.
Bagaimana kalau sudah lelah menjadi jauh dari kekuasaan, jauh dari sumber keuangan?

Jadi, oposisi kita harus kobarkan terutama oposisi terhadapkebodohan, kemiskinan, dan perbudakan. Ketiga hal ini nyaris menginveksi 40 juta manusia Indonesia baik secara langsung atau tidak. Kita harus melakukan perlawnaan terhadap kebiadaban terhadap TKI dan TKW kita, terhadap pembodohan sistem pendidikan, terhadap kecuekan pemerintah terhadap masa depan anak bangsa. Jika kita tidak oposisi, apa yang kita sumbangkan untuk kelangsungan bangsa dan negara ini. Para leluhur kita berjuang sampai tulangnya terjerembab, terbakar timah panas, dan harganya tidak bisa kita bayar sampai kita akhiri hayat.

Hi, Dec 6,2010

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme