Pelangi Itu Menempel di Jendelaku

By David Efendi

Pagi yang seperti biasa, dengan perasaan kangen tumpah.
Pagi ini, penuh dengan suasana ceria ketika kubuka jendela di lantai 9 yang menghadap ke gunung. Burung-burung dengan riangnya, pohon dan bungah-bungah yang berseri di lereng-lereng bukit yang tergiring dari kampusku. Ohh…indah betul pemberianNya.

Setiap pagi semangat harus dibangun. Jika kita bisa, banyaklah memberi makna pada kehidupan, banyaklah memberi damai pada kehidupan. Jika tidak bisa, tentu kita akan tetap berusaha sekecil-kecilnya. Senyum adalah wujud bahwa kta cinta kehidupan, menyayangi sesama dan mensukuri segala anugerahnya.
Dikala sedih orang tidak boleh lupa bahwa banyak kebahagiaan yang kita punya, banyak rizki yang sudah kita terima. Kesedihan hanya bagian kecil dari kehidupan dan sisasnya adalah keriangan seperti burung-burung yang ceria di sini. Mereka tidak takut ‘kelaparan’ atau kemiskinan lantaran mereka sadar alam ciptaan tuhan memberikan segala yang dibutuhkan setiap hari seumur hidup burung-burung itu.
12909851671977413654Manusia sedikit berbeda, punya akal dan nafsu yang besar sehingga segunung emas pun tidak akan menghentikkan langkahnya mencari 2,3,4…gunung emas lainnya. Kadang dengan segala cara, they look for it with all of ways. Kadang menyerempet bahaya haram, kadang berada dalam lumpur haram tidak peduli sebab mata gampang dibutakan oleh nafsu kerakusan dunia.

Jika kita berdamai dengan diri sendiri, maka kita akan berdamai dengan alam, dengan kebencian dan ketakutan. Jika kita bisa mensukuri apa yang ada tentu kita tidak akan pernah gelisah dengan apa yang tidak kita punya. Orang enggan membunuh iri hati dengki dalam dirinya dan senantiasa melestarikannya sebagai bagian kehidupannya. Orang merasa tidak ‘berdosa’ jika hatinya sedih melihat orang bahagia dan senang. Inilah tipu daya setan yang sudah ada di hati manusia semenjak cerita manusia pertama: Adam dan anak cucunya kita semua.

Bumi akan menjadi panas lantaran hati yang bergejolak, nafsu yang mengangaksa menjadikan perlombaab membangun senjata pemusna massal, nuklir, kimia dan senjata bilologi untuk memuaskan penguasa yang mengorbankan rakyat dan bumi manusia. Bumi serasa hanya miliknya dan penduduk biasa adalah pasir yang bisa ditempel dalam tembok sejarah atau ditenggelamkan dalam perut bumi kapan saja.
Manusia iri dan penguasa rakus sama buruknya. Manusia pendengki memperburuk kehidupan keluarga dan pribadinya serta sekelilingnya sementara penguasa rakus dengan nafsu jahanam akan membahayakan semua mahkluk di antara bumi dan langit, emngancam segalanya. Mereka senang mengutuk kegelapan dengan memadamkan cahaya, mereka lebih suka bumi tanpa pelangi.
Sementara aku di sini, setiap pagi, hampir setiap hari dihadiahi pelangi. Seringkali, seperti pagi ini, ia menempel tepat di jendelaku. Pertanda baik, bahwa kehidupan akan terus berputar dan walau berbeda pelangi akan menampakkan keinddahan luar biasa. mejikuhibingu.

Hawaii, bumi Barack Obama, Nov,27 2010

0 Response to "Pelangi Itu Menempel di Jendelaku"

Post a Comment

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme