“Selamat Natal” atau “Marry Christmas"


David Efendi

 Natal tidak ada kaitannya dengan kelahiran nabi isa as (materi kristologi). MUI telah menfatwakan haram hukumnya umat islam ikut-ikutan merayakan natal bersama!”(Burhanuddin Susamto, status Facebook December 17 at 8:15pm)

“[1]Katakanlah (wahai Muhammad): “Hai orang-orang kafir! [2] “Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. [3] “Dan kamu tidak mahu menyembah (Allah) yang aku sembah. [4] “Dan aku tidak akan beribadat secara kamu beribadat. [5] “Dan kamu pula tidak mahu beribadat secara aku beribadat.
[6]“Bagi kamu ugama kamu, dan bagiku ugamaku.” (Q.S. Al Kafirun[109]:1-7)

Islam adalah agama saya, sering disebut sebagai agama misionaris begitu juga Kristen di Indonesia dianggap sebagai agama yang terus mengancam eksistensi agama Islam di tengah krisis ekonomi. Ummat Kristen dianggap sebagai pembawa konflik social dengan dukungan sumber financial international kemudian merektur kelas ekonomi miskin untuk bergabung menjadi Kristen. Kelompok anti misionaris Kristen menyebutnya sebagai proyek kristenisasi Indonesia yang diperkirakan tahun 2025 akan melipatgandakan jumlah kelompok Kristen di Indonesia. Ummat islam diajak berfikir curiga oleh sebagian pemimpin mereka. Akibatnya, peristiwa intoleransi merambah. Saya tidak menyalahkan ummat islam, saya hanya tidak begitu paham apa yang dipikirkan ummat Kristen terhadap ummat islam.
Sikap keberagamaan saya adalah bahwa semua agama mengajarkan agar kita memanusiakan manusia dan memperlakukan saudara seperti kita memperlakukan diri sendiri, menghormati tetangga dan saling menolong antar manusia. Bahkan, di Yunani dan Romawi, penganut agama ‘kuno’ mengajarkan sikap moral untuk tetap menghormati lawan dan memuliakannya (Film Troy). Karena itu, tidak ada pembenaran mayoritas boleh melumpuhkan minoritas, tidak dibenarkan minoritas memusuhi mayoritas dan sebaliknya. Jika mayoritas boleh melakukan kreistenisasi atau islamisasi tentu minoritas juga boleh malakukan hal yang sama sehingga aspek keadilan itu tegak kokoh dan kuat. Nabi Muhammad sendiri mengajarkan melindungi orang kafir, menghargai kekafiran tanpa mencampuri ‘ibadah’ mereka dengan berlandaskan firman Allah sebagaimana kutipan tersebut di atas. Artinya agama itu dasarnya adalah ajaran untuk saling memuliakan manusia dan bukan ajaran klaim kebenaran yang dihitung dengan statistic atau sensus penduduk. Jika semua agama berlomba menjadi penguasa atas nama tirani mayoritas, maka perang akan terus terjadi tanpa kunjung padam.
Dengan demikian apakah kita ((ummat islam) boleh mengucapkan ‘selamat merayakan natal’ sebagaimana ummat non islam mengucapkan ‘selamat menunaikan puasa, idul fitri, atau ‘ied mubarak’? ini memang bukan keahlian saya tetapi saya harus bicara sebagai manusia yang lahir dalam monokultur islam kemudian dewasa membaur saling menghargai eksistensi keyakinana agama lainnya sampai bahkan ke negeri di mana Islam menjadi sangat minoritas. Secara pribadi saya tidak punya landasan agama untuk mengatakan ‘selamat merayakan natal’ atau saya juga tidak punya landasan yang kuat untuk tidak mengatakan selamat natal jika memang saat tepat mengucapkannya. Hal ini berdasarkan fatwa MUI tahun 1981yang dilarang hanya merayakan natal bersama dan bukan mengucapkan selamat natal (baca lampiran di bawah artikel ini). Teman saya seorang keturunanan Indo-Kanada yang juga muallaf hanya mau mengatakan happy holidays kepada teman yang mengucapkan Marry Christmas. Saya sendiri sering mendapat ucapan marry chrismass tetapi karena bahasa inggris saya jawab saja “…chrismass” dan tentu saja dengan senyum.
Setahu saya, alasan kelompok yang tidak mau mengatakan ‘selamat natal’ adalah karena jika mengucapkan tersebut dianggap telah membenarkan agama Kristen dan juga membenarkan kelahiran Isa yang salah (menurut versi Islam cerita Nabi Isa memang 180 derajat berbeda). Selain itu keegangganan mengucapkan ‘selamat natal’ bisa jadi cermin superioritas mayoritas di Indonesia yang merasa gengsi atau merasa tidak ada keuntungan mengucapkan kalimat perayaan tersebut. Tidak hanya kalangan islam klasik, tradisional tetapi kalangan terdidik pun mengalami keraguan untuk mengucapkan hal yang sama. Beberapa teman saya muslim kuliah di Amerika tetapi mereka tidak mau membalas email ucapan selamat natal (sebagian me-reply email dengan ucapan selamat natal). Alasan yang menolak mengungkapkan tidak pernah jelas, sementara yang menuliskan dan mengucapkan berargumen bahwa kita tidak sedang di Indonesia tetapi kita sekarang tinggal di Negara multikulturalisme super tinggi. Bagi saya, seharusnya sifat toleransi tidak hanya ketika berada di negeri minoritas islam, tetapi sikap cinta damai harus di bawah dan diterapkan sepanjang hidup dan tanpa mengenal tempat sebagai praksis keberagamaan. Tidak sekedar teori interaksi social tetapi merupakan praktik agam iitu sendiri—talk in action.
Sebenarnya perdebatan mengenai tanggal lahir nabi Isa saya sudah mendengar semenjak saya duduk di bangku SMA di Kota ketika terdapat siswa beragam agama. Perdebatan ini ketemu kembali ketika saya sekolah di Amerika. Di awal desember tahun 2010 di beberapa sudut kampus dan juga super market diedarkan semacam bulletin yang memuat pro kontra kelahiran Isa (Sumber: Awake, Dec 2010). Ketika say baca di facebook ternyata sudah ada yang memuat versi Indonesia. Dalam selebaran itu kira-kira pihak yang menentang hari lahir Isa 25 Desember demikian bunyinya: Pertama, saat Nabi Isa as lahir, ibunda beliau menggoyang2 pohon kurma, sehingga berguguran buah kurma yg telah masak. Buah kurma masak di bulan2 Agustus-Oktober, lalu daun2 berguguran di musim gugur. Saat pertengahan Desember-Awal Februari, sudah t...dk ada lagi buah kurma masak di pohonnya. Jadi mustahil itu terjadi di tgl.25 Desember. Kedua, konon Nabi Isa lahir di kandang domba, dan dombanya ada di padang belantara. Berarti itu tdk terjadi di Bulan Desember. Bulan Desember awal-Februari adalah musim salju. Biasanya domba2 selalu ada di dalam shelter, bukan di padang belantara...! Berarti, kira2 bukan pada tgl. 25 Desember. Terakhir, Saat Nabi Isa lahir, khabarnya bintang2 bertebaran di langit. Sebatas pengetahuan saya, saat winter, yg ada di langit itu salju yg turun, bukan bintang yg bertebaran.
Saya mempertanyakan bagaimana jika kita mengucapkan selamat natal tanpa bertendensi membenarkan atau menyalahkan keabsahan hari lahir Isa? Jawabannya menurut saya BOLEH. Jika ada saran dan masukan saya akan sangat gembira. Meski kita tidak yakin untuk mengucapkan selamat natal, tentu kita tetap menghormati dan tidak menjadikan mereka tersinggung. Sebagai hubungan sesama manusia tidak akan pernah terjadi ajaran agama itu memerintah memutuskan interaksi social, silaturhamii sendiri menduduki derajat tinggi di samping hablum minallah yang sifatnya pribadi dan sangat privat sebab doa dan ibadah hanyalah hubungan antar makluk dan sang pencipta. Tidak ada keraguan soal ini, akan tetapi ibadah private harus disempurnakan dengan ibadah social yang di sinilah nilai toleransi sebagaimana piagam madina tetap relevan untuk dibaca dan diteladani dalam kehidupan nyata kemasyarakatan (bukan menjadi ilmu kebathinan). Agama itu, menurut para pemikir progresif, adalah amal dan perbuatan bukan hanya sekedar keyakinan dalam hati dan pikiran. Jika ini toleransi mewujud dalam tindakan sehari-hari maka konflik agama akan reda, kerukunan akan langgeng dan kesatuan akan memperkuat dan memberdayakan bangsa.

Dec 28, 2010
Lampiran:
Fatwa MUI tentang Haramnya mengikuti perayaan natal

Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah :
Memperhatikan:
  1. Perayaan Natal bersama pada akhir-akhir ini disalah artikan oleh sebagian ummat Islam dan disangka dengan ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.
  2. Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal.
  3. Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah.

Menimbang :
  1. Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama.
  2. Ummat Islam agar tidak mencampur adukkan aqiqah dan ibadahnya dengan aqiqah dan ibadah agama lain.
  3. Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya kepada Allah SWT.
  4. Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar Ummat Beragama di Indonesia.
Meneliti kembali :
Ajaran-ajaran agama Islam, antara lain:
  1. Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas:
    1. Al Qur`an surat Al-Hujurat ayat 13: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan Kamu sekattan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang bertaqwa (kepada Allah), sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
    2. Al Qur`an surat Luqman ayat 15:"Dan jika kedua orang tuamu memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikutinya, dan pergaulilah keduanya di dunia ini dengan baik. Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian kepada-Ku lah kembalimu, maka akan Ku-berikan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
    3. Al Qur`an surat Mumtahanah ayat 8: "Allah tidak melarang kamu (ummat Islam) untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang (beragama lain) yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."
  2. Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampuradukkan aqiqah dan peribadatan agamanya dengan aqiqah dan peribadatan agama lain berdasarkan :
    1. Al Qur`an surat Al-Kafirun ayat 1-6:"Katakanlah hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku."
    2. Al Qur`an surat Al Baqarah ayat 42: "Dan jika kedua orang tuamu memaksamu untuk mempersatukan dengan aku sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikutinya dan pergaulilah keduanya di dunia ini dengan baik Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Kita, kemudian kepada-Kulah kembalimu, maka akan Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
  3. Bahwa ummat Islam harus mengakui kenabian dan kerasulan Isa Al Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para Nabi dan Rasul yang lain, berdasarkan atas:
    1. Al Qur`an surat Maryam ayat 30-32: "Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup. (Dan Dia memerintahkan aku) berbakti kepada ibumu (Maryam) dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka."
    2. Al Qur`an surat Al Maidah ayat 75: "Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rosul yang sesungguhnya telah lahir sebelumnya beberapa Rosul dan ibunya seorang yang sangat benar. Kedua-duanya biasa memakan makanan(sebagai manusia). Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu)."
    3. Al Qur`an surat Al Baqarah ayat 285 : "Rasul (Muhammad telah beriman kepada Al Qur`an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman) semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-Nya. (Mereka mengatakan) : Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari Rasul-rasulnya dan mereka mengatakan : Kami dengar dan kami taat. (Mereka berdoa) Ampunilah Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
  4. Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih daripada satu, Tuhan itu mempunyai anak Isa Al Masih itu anaknya, bahwa orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan atas :
    1. Al Qur`an surat Al Maidah ayat 72 : "Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata : Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam. Padahal Al Masih sendiri berkata : Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka, tidak adalah bagi orang zhalim itu seorang penolong pun."
    2. Al Qur`an surat Al Maidah ayat 73 : "Sesungguhnya kafir orang-orang yang mengatakan : Bahwa Allah itu adalah salah satu dari yang tiga (Tuhan itu ada tiga), padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu pasti orang-orang kafir itu akan disentuh siksaan yang pedih."
    3. Al Qur`an surat At Taubah ayat 30 : "Orang-orang Yahudi berkata Uzair itu anak Allah, dan orang-orang Nasrani berkata Al Masih itu anak Allah. Demikianlah itulah ucapan dengan mulut mereka, mereka meniru ucapan/perkataan orang-orang kafir yang terdahulu, dilaknati Allah-lah mereka bagaimana mereka sampai berpaling."
  5. Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan Isa, apakan dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya, agar mereka mengakui Isa dan Ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab "Tidak" : Hal itu berdasarkan atas :
Al Qur`an surat Al Maidah ayat 116-118 :
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: Hai Isa putera Maryam adakah kamu mengatakan kepada manusia (kaummu): Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah, Isa menjawab : Maha Suci Engkau (Allah), tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya tentu Engkau telah mengetahuinya, Engkau mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya), yaitu : sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu dan aku menjadi saksi terhadapa mereka selama aku berada di antara mereka. Tetapi setelah Engkau wafatkan aku, Engkau sendirilah yang menjadi pengawas mereka. Engkaulah pengawas dan saksi atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu dan Jika Engkau mengampunkan mereka, maka sesungguhnya Engkau Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."
  1. Islam mengajarkan Bahwa Allah SWT itu hanya satu, berdasarkan atas Al Qur`an surat Al Ikhlas :
"Katakanlah : Dia Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun / sesuatu pun yang setara dengan Dia."
  1. Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas :
    1. Hadits Nabi dari Nu`man bin Basyir : "Sesungguhnya apa apa yang halal itu telah jelas dan apa apa yang haram itu pun telah jelas, akan tetapi diantara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal, seperti haram) kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah agamanya dan kehormatannya, tetapi barang siapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, semacam orang yang mengembalakan binatang makan di daerah larangan itu. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkan-Nya (oleh karena itu hanya haram jangan didekati)."
    2. Kaidah Ushul Fiqih
"Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemaslahatan-kemaslahatan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasidnya yang diperoleh, sedangkan masholihnya tidak dihasilkan)."
Memutuskan
Memfatwakan:
1.      Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa AS, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan diatas.
2.      Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.
3.      Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.
Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H/7 Maret 1981
 Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
 Ttd                 ttd
Ketua       Sekretaris

0 Response to "“Selamat Natal” atau “Marry Christmas""

Post a Comment

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme