Dialog SBY dan Korban Gempa Sumbar

Total Read844Total Comment0 Nihil. 


Suatu saat pasca Gempa Sumatra Barat 30 September. Presiden SBY sedang mengunjungi korban gempa di Sumbar. Ia ditemui anak-anak SD dan gurunya. Pendi, seorang murid bertanya, ”Apakah Pak SBY akan membentu korban gempa lebih cepat dan lebih baik?” ”Iya, itu tanggung Jawab saya biar saya atur….”
Ajo, anak yang kelas 6, langsung menyeletuk, ”Pak SBY! Kapan lumpur Sidoarjo dituntaskan dan yang salah dihukum?” ”Sebentar, Adik. Saya sedang menjelaskan sesuatu kepada yang bertanya duluan.”

Ajo mendesak, ”Bagaimana dengan pemberantasan Korupsi di Istana yang katanya Bpak SBY yang memimpin? Apakah sudah ditangkap yang besar-besar?” ”Murid-murid yang cerdas,” keluh SBY sambil mengusap keringatnya, ”biarkan saya yang menurusnya, pak SBY sudah punya banyak rencana….” Namun, keduanya anak menggerutu tidak puas. Lalu terdengar suara Ibu Guru Kepala Sekolah, ”Bapak SBY yang terhormat, apakah sekolah- sekolah yang hampir dan ambruk yang jumlahnya ribuan itu sudah dijadwalkan perbaikannya ?” Bubar semua, saya jangan digurui”, Presiden meledak dan meninggalkan tenda darurat diikuti ajudan dan para jubirnya. Lalu seorang jubirnya yang juga ikut kesal berbisik lirih, ”Maaf Boss, Tenang, calm down….. Mohon sedikit sabar situasi sedang darurat gempa. Dan anak-anak plus gurunya itu pun membubarkan diri karena ada sekelompok NGO yang membawa bantuan makanan untuk mereka.

Catatan Penulis, David Efendi. Kisah ini fiktif belaka, diadopsi dari kisah William Liddle, Presiden Gatotkoco,2010

0 Response to "Dialog SBY dan Korban Gempa Sumbar"

Post a Comment

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme