Iman, Geser Kiri Dikit!

By David Efendi


Saya tidak tahu pasti apakah pembaca bisa menerka apa yang hendak penulis sampaikan dalam note sederhana ini. Bagi pembaca Marx atau teori social revolusioner istilah kanan dan kiri menjadi kata kunci label seseorang atau group tertentu. Beberapa dekade setelahnya banyak muncul generasi baru yang dinamakan tengah atau moderat, ada juga kiri baru, kanan baru, kanan-kanan dan seterusnya sampai menemukan titik estrem kanan dan ekstrim kiri. Orang mengidentikkan kanan sebagai kebaikan atau sisi kemalaikatan sementara kiri sebagai keburukan atau sisi iblis yang melekat pada jiwa manusia dan perilakunya.
Singkatnya, kanan adalah konservatif atau kubu religious sebagiamna dipraktekkan dalam parlemen Eropa atau Amerika yang mana kubu kanan dan kiri bersebrangan kursi dengan lainya. Sehingga muda menebak apa itu golongan kiri yaitu kelompok yang ‘anti-agama’ dengan membangun moralitas dalam kehidupan kelas pekerja atau proletar atau istilah Sukarno menyebutnya marhaen (nama petani miskin). Ideologi ini dianggap sebagai ideology yang dekat dengan kehidupan orang kebanyakan dan menentang liberalisasi yang selalu menambah keterpurukan kelompok marginal.

Iman geser kiri artinya seseorang mengalami transformasi dari kanan yang agamis menjadi sedikit ke-kiri-kirian yang berfikir bahwa berjuang untuk mustadafin atau kelompok rentan kapitalisme adalah bagian dari manifestasi religuisitas dan bukan oposisi biner yang haram. Beberapa istilah terkait in pernah dipopulerkan Amien Rais yang menyebutnya tauhid social, muslim Abdurrahman mengistilahkan islam transformative atau ada istilah di dunia akademik barat social democrat atau yang sedikit konstekstual adalah muslim democrat (Saiful Mujani & W. Liddle). Anak-anak muda kemudian mencari tahu, membaca apa yang terjadi dalam panggung sandiwara dunia yang terus saja mengalami pasang surut dan pasang naik yang muncul dari berbagai paradok modernitas dalam perang, embargo, dan pemerataan kemiskinan segala penjuruh dunia.
Saya sendiri menganggap pergeseran ini diakibatkan oleh beberapa factor diantaranya adalah pertama faktor pendidikan. Perang ideology dalam tatanan wacana belum lah usai bahkan semakin melebar yang awalnya hanya antara Eropa yang sosialis dan Amerika yang liberal, tetapu juga disusul negara-negara di timur tengah, Asia yang terus saja mengikuti konstetasi antara social demokrasi, liberal demokrasi, atau sama sekali anti demokrasi dalam konsep sosialis-komunism. Kedua adalah factor kegagalan demokrasi dan liberalisasi kapitalisme-globalisme yang justri menggusur kemakmuran untuk semua menjadi kesejahteraan yang terakumulasi pada seglolongan orang/kelompok tertentu. Lahirnya ekspoitasi manusia modern menjadikan orang kembali menanyakan kebenaran mantra komunisme-sosialisme yang menjajikan kehidupan yang lebih adil secara seosial, ekonomi dan politik.

Dunia memang sudah tunggang langgang (Tofler), ideology sudah berakhir (Bell), begitu juga sejarah kemanusiaan telah disudahi dengan kemenangan demokrasi liberal(Fukuyama) dan orientaslisme menjadi kajian para pemikir politik tanpa menyadari bagaimana hegeomoni alam pikir itu juga digunakan untuk melawan dominasi yang pada akhirnya akan berjalan langgeng karena tidak ada yang disebut common lasting enemy (musuh bebuyutan bersama), Iman saya sudah geser kiri jalan terus, bagaimana dengan Iman anda? Semoga Imin tidak maju terlalu jauh sehingga apa yang disebut Toni Blank sebagai “suatu kesimpangsiuran” itu dapat semaksimal mungkin dihindarkan!

0 Response to "Iman, Geser Kiri Dikit!"

Post a Comment

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme